Toleransi tanpa Pluralisme (Sepilis)


 Allah Subhanahu wata'ala Berfirman:  

 

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُ‌ونَ ﴿١﴾ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ﴿٢﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٣﴾ وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ ﴿٤﴾ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٥﴾ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ ﴿٦﴾

 

“Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, (1) Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. (2) Dan kamu bukan penyembah Rabb yang aku sembah. (3) Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, (4) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Rabb yang aku sembah. (5) Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”. (6)” (QS. Al Kafirun: 1-6)

 


Jika cara berfikir seperti itu diterapkan kedalam sejarah pemiikiran dan peradaban Islam, tentu Islam bertentangan dengan makna pluralisme seperti itu. Surat-surat Nabi mengajak raja Romawi, Persia, Ethiopiadan lain-lain masuk Islam bertentangan dengan doktrin pluralisme. Jika doktrin pluralisme agama harus mengakui kebenaran agama lain, Islam hanya mengakui Islam yang paling benar disisi Allah (Sesungguhnya al-Din (yang diterima) disisi Allah adalah Islam). Jadi Islam adalah agama yang ekslusif dan tidak pluralis.

 

Sumber:

Ppt Virus Sepilis By Azizah Ummu Yasir

https://insists.id/islam-toleransi-tanpa-pluralisme/

 

By: Kajian Pemikiran Islam

Divisi Kajian Ilmiah berkolaborasi dengan Divisi Infokom

HIMMPAS UPI 2021

MUHIBBA!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar