Allah Subhanahu wata'ala Berfirman:
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَأْتِينَا السَّاعَةُ ۖ قُلْ بَلَىٰ
وَرَبِّي لَتَأْتِيَنَّكُمْ عَالِمِ الْغَيْبِ ۖ لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ
ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَلَا أَصْغَرُ مِنْ ذَٰلِكَ وَلَا
أَكْبَرُ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ.
“Dan orang-orang yang
kafir berkata: "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami".
Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku Yang Mengetahui yang ghaib,
sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi
daripada-Nya sebesar zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan
tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan
tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)" (Quran
surah Saba’ (34) ayat 3)
Di zaman kuno, teori terkenal dengan nama 'Teori Atomisme' diterima secara luas. Teori ini awalnya dikemukakan oleh orang Yunani, khususnya oleh seorang pria bernama Democritus, yang hidup sekitar 23 abad yang lalu. Democritus dan orang-orang yang datang setelahnya, berasumsi bahwa unit materi terkecil adalah atom. Orang Arab dulu percaya hal yang sama. Demikian ayat tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa mungkin ada sesuatu yang lebih kecil dari atom, sebuah fakta yang baru ditemukan baru-baru ini oleh sains modern.
Sumber:
By: Kajian Pemikiran Islam
Divisi Kajian Ilmiah berkolaborasi dengan Divisi Infokom
HIMMPAS UPI 2021
MUHIBBA!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar